Thursday, July 1, 2010
Love Incident
Jam weker berbunyi keras. Ryeowook terbangun dari tidurnya, ia mematikan weker dan bangun. Dengan lunglai ia masuk ke kamar mandi. Hari ini adalah hari kedatangan kekasihnya,Na Rim . Dan ia harus bersiap karena Na Rim tak suka menunggu. Ryeowook keluar dari apartemennya, ia mengambil kuncinya dan bergegas mengendarainya menuju airport. Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Pesawat Na Rim akan mendarat jam setengah sepuluh. Ryeowook menggas mobilnya lagi. Namun, secara tak sengaja ia menabrak seorang siswi SMA yang sedang menyebrang. Ryeowook panik, ia keluar dari mobil, siswi SMA itu memegang kakinya. Merasa bertanggungjawab, ia mengangkat anak itu dibantu orang di sekitar. Ryeowook melihat jam, jam sembilan. Setengah jam lagi pesawat Na Rim akan turun. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan.
“Hey, ahjussi ! Apa yang kau lakukan dengan duduk saja. Bawa aku ke rumah sakit, kakiku sudah sakit sekali !” siswi itu mendesaknya hingga akhirnya Ryeowook memilih ke rumah sakit.
“Suster, tolong anak ini. Aku masih ada urusan. Nanti semua biaya akan kuurus.” Ryeowook menyerahkan siswi itu pada suster dan bergegas pergi.
“Beginikah orang dewasa bertanggungjawab atas kesalahannya ?” siswi itu menyindir Ryeowook.
“Hm, aku akan membayar segala biaya pengobatanmu. Dan aku rasa itu sudah cukup untuk bertanggung jawab. Dan aku masih ada urusan lagi.” Ryeowook mencoba lembut.
“Ah, sudahlah. Kau memang tak berminat bertanggung jawab. Aku tak butuh uangmu, bahkan aku bisa membayar ini semua sendiri. Kau pikir kakiku bisa sembuh dengan uangmu ?”
“Aish, kau ! Baiklah, adik kecil. Aku akan menunggumu di sini.” Ryeowook duduk dengan muka kesal, sementara siswi itu dan suster masuk ke ruangan dokter dengan senyuman puas.
Handphone Ryeowook berdering.
“Yobuseo, maaf Na Rim. Aku menabrak seorang pelajar tadi. Yah, maafkan aku. Kau bisa naik tak…. Yobuseo ? yobuseo ?” Na Rim mematikan teleponnya. Ia marah. Ryeowook tahu betul, Na Rim tak suka menunggu dengan alasan yang tak jelas.
Tak berapa lama menunggu, suster dan siswi itu keluar. Siswi itu sudah memakai tongkat untuk berjalan, kakinya diperban.
“Silakan, tuan bisa bayar di sana.” Suster itu menunjuk kasir.
“Puas ?” Ryeowook menatap anak itu.
“Ya, terimakasih ya, ahjussi. Namaku Jo Eun. Salam kenal !” anak itu membungkuk dan memperkenalkan dirinya, sementara Ryeowook tak memperdulikannya dan menuju ke kasir. Jo Eun mengikutinya.
“Satu hal, aku masih terlalu muda untuk menjadi ahjussi mu.” Ryeowook bergegas keluar.
“Hey ! bisa antar aku pulang ? Aku tak tahu rute bus di sini.” Jo Eun mencoba mengejar Ryeowook dengan pincang.
“Aish ! Naiklah” Ryeowook memasuki mobilnya. Jo Eun membuka pintu belakang.
“Kau pikir aku supirmu ? duduk di depan !” Ryeowook menyalakan mesin, lalu berjalan setelah Jo Eun masuk.
“Bagaimana kakimu ?” Ryeowook masih konsentrasi menyetir.
“Lumayan sakit.” Jo Eun mengelus kakinya.
“Maaf. Aku terburu-buru tadi.” Ryeowook membesarkan pendingin mobilnya.
“Yah, aku juga tak hati-hati berjalan, ahjussi.”
“Sudah kukatakan aku tak setua itu, panggil aku Ryeowook saja.”
“Baiklah, Ryeowookie.” Jo Eun tersenyum.
Ryeowook menyetir dengan instruksi Jo Eun, hingga akhirnya sampai di rumah Jo Eun. Rumah yang cukup besar berlantai 3 dan megah.
“Terimakasih, telah mengantarku !”
“Tunggu !” Ryeowook mengambil sesuatu dari dashboardnya dan memberikannya pada Jo Eun.
“Apa ini ?”
“Di dalamnya ada nomor dan alamatku. Hubungi aku bila terjadi sesuatu dengan kakimu. Bagaimanapun aku harus bertanggungjawab.” Ryeowook lalu menyalakan mesin dan pergi.
To Be Continued
Thx for reading
BBU
고마워 !
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment