Thursday, July 1, 2010

Love Incident Part 2




Ryeowook mencoba menekan bel lagi. Sudah sejak siang tadi ia berdiri di depan apartemen Na Rim, kekasihnya.
“Na Rim ah, sungguh minta maaf. Bisa kau buka pintu ini ?” Ryeowook menekan bel lagi, tak ada jawaban. Handphonenya berbunyi, ada pesan masuk.
‘Ryeowookie ? ini aku, Jo Eun. Save yah nomor ini ’
Ryeowook membalas,
‘Jika tidak ada masalah dengan kakimu, jangan menghubungiku yah !’
Ia sedikit kesal dengan bocah itu. Karena bocah itu ia berkelahi dengan kekasihnya yang baru saja kembali setelah dua tahun pergi, ia bahkan tak tahu bagaimana muka Na Rim sekarang.
“Na Rim ah, ayolah. Berikan aku kesempatan, aku kangen padamu.” Kali ini dia tidak menekan bel.
“Baiklah, aku akan pulang. Maafkan aku yah.” Ryeowook berjalan lunglai keluar.
“Oppa !” suara itu, Ryeowook mengenalnya, Na Rim. Ia mendekati Ryeowook dan memeluknya.
“Akhirnya.” Ryeowook memeluk Na Rim erat.
“Awas kau melakukannya lagi !” Na Rim memukulnya.
“Yah, tenang saja. Aku kangen padamu !”
“Aku juga, ayo masuk ! Aku membelikanmu oleh-oleh yang sangat banyak !”
***
Pagi itu, handphone Ryeowook berbunyi. Ia mengangkatnya dengan sedikit kantuk.
“Yobuseo.”
“Yah, kau yang menabrak kakakku yah !” teriak seorang gadis dibalik telepon.
“Siapa ini ?” Ryeowook masih setengah sadar.
“Aku, adiknya Jo Eun. Kakakku yang kau tabrak kemarin !”
“Bukankah aku sudah mengurusnya ?”
“Urus ? Dengan membiayainya itu belum cukup ! Sekarang dia tak kuat berjalan sampai ke sekolahnya !”
“Pakai saja taksi atau suruh supir mengantarnya. Bukankah rumah kalian begitu besar !”
“Aku tak mau tahu, antar kakakku ke sekolahnya !”
“Kau sudah gila ? Tidak mungkin !”
“Atau aku akan lapor polisi atas semua yang telah kau lakukan. Pamanku seorang pengacara, aku bisa menyewanya !” Anak itu semakin nekat dan berani.
“Aish ! Baiklah, suruh dia bersiap, aku akan segera sampai.” Ryeowook mematikan teleponnya, ke kamar mandi dan bergegas ke mobilnya. Ia menyetirnya sampai ke rumah Jo Eun. Ia sudah menunggu di depan bersama seseorang.
“Kau yang menabrak kakakku ?” ternyata dia adalah adik Jo Eun.
“Sudahlah, Hee Eun ah… Aku sudah telat.” Jo Eun masuk ke mobil dan cepat-cepat menyuruh Ryeowook jalan.
“Kakakmu ?” tanya Ryeowook
“Bukan. Dia adikku. Mengapa semua mengatakan dia kakakku ? Huft~”
“Adikmu ? Dia tampak lebih tua, dan galak.”
“Yah, akupun bingung. Dia suka terlalu over protektif.”
“Orangtuamu ?”
“Di Jepang, mereka membuka usaha disana.” Jo Eun memakai dasinya.
“Hm, kau tak naik mobil ? Rumahmu begitu besar.”
“Rumah itu milik kakekku. Dan kami tak punya mobil. Kami hanya menumpang.”
“Oh. Jadi kalian hanya tinggal berdua ?”
“Yah. Hanya berdua, oke. Ini sekolahku.” Jo Eun membuka pintunya.
“oh, ini yah. Baiklah, aku tinggal yah !”
Jo Eun masuk ke dalam sekolahnya. Ia melihat Leeteuk menunggunya di depan kelas.
“Hai. Siapa yang mengantarmu tadi ?” tanya Leeteuk, kakak kelas yang pernah menjadi kekasihnya dulu.
“Bukan urusanmu.” Jo Eun melangkah masuk ke kelas.
“Kau mengakhiri hubungan kita karena dia ?” Leeteuk ikut masuk ke kelas.
“Sudah kukatakan, aku putus denganmu karena sikapmu yang terlalu kekanak-kanakkan, Teuk !” teriak Jo Eun mengundang tatapan teman-teman sekelasnya.
“Aku yakin karena lelaki tadi, kalian tampak mesra.”
“Aku bahkan baru mengenalnya kemarin ! Jangan sembarangan bicara !”
“Mulut bisa berbohongkan ? Kau baru mengenalnya kemarin mengapa dia mau capek-capek mengantarmu ke sekolah ? Apakah kau wanita murahan ?” Leeteuk tersenyum menghina.
PLAK ! sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.
“Inilah alasannya mengapa aku tak sanggup bersamamu, kau selalu menyakiti hatiku !” Jo Eun menitikkan air matanya dan mencoba berjalan dengan tongkatnya pergi. Leeteuk masih berdiri di sana.
Jo Eun naik ke lantai tiga, ia masuk ke ruangan kelas yang tak pernah di pakai. Ia menangis di sana. Ia merenungkan dulu hubungannya dengan Leeteuk berjalan begitu baik. Leeteuk sangat menghormatinya dan tak pernah menyakitinya sampai seperti sekarang ini. Leeteuk berubah hingga akhirnya Jo Eun tak tahan dan memutuskan hubungannya dengan Leeteuk.
“Ada orang tidak ?” sebuah suara terdengar dari luar, Jo Eun terkejut dan melihat dari jendela.
“Mengapa kau ada disini ?” Jo Eun menghapus air matanya, itu Ryeowook.
“Kau menangis ? Ada apa ?” Ryeowook masuk ke dalam kelas kosong itu.
“Tidak ada apa-apa. Ada apa mengapa kau ada di sini ?” Jo Eun mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Oh, ini kartu pelajarmu jatuh di mobilku tadi. Aku menanyakannya pada teman sekelasmu katanya kau di sini.” Ryeowook memberikan kartu pada Jo Eun.
“Baiklah, terimakasih.”
“Kau baik-baik saja ?” Ryeowook terlihat khawatir.
“Yah. Aku butuh sendirian.” Jo Eun mengusir Ryeowook secara halus.
“Oh, baiklah. Aku harus pergi juga.” Ryeowook keluar.
“Hey, kau yang di sana !” Leeteuk berteriak dari arah tangga.
“Ya, ada apa ?” Ryeowook menoleh namun sial, Leeteuk memukul perutnya.
“Leeteuk !” Jo Eun berteriak dan mendekati Ryeowook.
“Kau sudah gila ?” Ryeowook terjatuh dan memegang perutnya.
“Jo Eun, menyingkirlah. Atau aku akan memukulmu juga !” Leeteuk nekat.
“Pukul saja !” Sayangnya, Jo Eun lebih nekat lagi.
“Kau !” Leeteuk mengambil tongkat sapu lalu mendekat kea rah mereka berdua, tepatnya kea rah Jo Eun.
“Ahhhh!!!!” Jo Eun berteriak dan menutup matanya. Saat ia membuka matanya, Ryeowook sudah pingsan di pangkuannya yang tadi menutupi dia saat Leeteuk ingin memukulnya.
“Ryeowook ! Ryeowook !” Jo Eun memanggil-manggil Ryeowook. Namun, Leeteuk terus menggila dan memukul kepala Jo Eun. Keduanya pingsan di sana.


To Be Continued

Thx for reading
BBU
고마워 !

blogger-emoticon.blogspot.com

No comments:

Post a Comment