Sunday, July 11, 2010

Longing


Aku tahu, tidak seharusnya aku menangis terus menerus karena dia. Banyak perubahan yang terjadi setelah dia memilih meninggalkan aku di sini dan kembali ke negaranya tanpa memberitahu aku dan member lainnya. Aku tahu tak hanya aku yang menangis di kala malam melihat foto kami berdua yang sangat akrab. Banyak. Aku tahu dari Leeteuk, aku, Yesung hingga Kyuhyun mereka menangis. Tapi mereka masih bisa menyembunyikannya. Tidak untuk aku, tiga member lain yang sangat akrab denganku tak bisa bersamaku lagi dalam jangka waktu yang cukup lama. Kibum, aku bahkan tak tahu kapan dia akan kembali. Aku juga tak bisa memaksanya kembali karena dia ingin mewujudkan cita-citanya di bidang acting, tapi tidak munafik bila terkadang aku sedikit kesal dengannya. Kedua, Young Woon, ia baru saja menemui kami saat dia akan memasuki wajib milliter. Aku bisa memaklumi pilihannya untuk menjalankan kewajiban semua pria Korea, wajib militer. Aku percaya padanya dia akan kembali dua tahun lagi. Tapi justru aku dan Leeteuk yang harus meninggalkan dongsaeng-dongsaeng kami yang lain untuk menjalankannya. Dan kegiatan itu akan terus berlanjut berturut-turut pada mereka. Ketiga, Hankyung. Setiap aku memikirkannya ntah mengapa aku tak bisa membendung airmata yang terus keluar. Selalu aku terisak, aku merindukannya. Aku merindukan nasi goreng Beijingnya, aku merindukan caranya berbicara dengan nada tak jelas, merindukan mukanya yang bingung saat di acara televisi, merindukan kepolosannya yang mau saja aku ajari bahasa yang kotor, merindukan caranya tertawa. Yah, banyak lagi hal yang kurindukan dari sosoknya, Hankyung…
Saat itu aku membuka internet, aku membaca kabar bocah itu sudah punya album baru. Kau tahu, aku tersenyum miris dan kembali menitikkan airmata. Aku melihat fotonya cukup lama. Aku melihat banyak perubahan penampilannya. Ia tampak lebih pucat, mungkin hanya perasaanku saja. Aku harap dia bahagia. Kembali aku merasakan airmata itu menetes sampai ke laptopku. Aku terus terisak.
“Hyung, kau menangis lagi ?” suara Shindong, aku mengambil tissue lalu mencoba menghapus airmataku.
“Hankyung hyung ?” Shindong duduk di sebelahku.
“Ntahlah, aku….. masih merindukannya” aku menunduk dan memegang kalungku.
“Aku tahu ini adalah hal yang sangat rumit untuk grup kita sekarang, hyung. Tapi, aku juga tak mau kita terutama kau terus bersedih. Jalan masih panjang, kita masih bisa menunggunya sampai dia kembali lagi.” Shindong menatapku yang masih menunduk.
“Kalian terus mengatakan kalian mengerti. Aku tak yakin, kalian mengerti apa yang sedang kurasakan sekarang. Kalian hanya bisa mengatakan tenang, jangan bersedih.”
“Kau berpikir aku tak sedih saat Hankyung hyung pergi tiba-tiba ? atau saat Kibum memilih karir aktingnya aku malah bahagia karena mendapatkan bagian rap nya ? akupun sama sepertimu, hyung. Aku mencoba menghibur diriku saat aku mengingat mereka. Aku sering menangis mendengar lagu-lagu saat kita masih lengkap, semua ambil bagian dalam lagu, tapi aku coba percaya pada mereka bertiga. Aku yakin, tangis dan tawa kita dari kita bertemu hingga sekarang tak mungkin hilang begitu saja. Hyung, kau ingat apa yang dikatan Leeteuk hyung ? ‘kita akan menjadi super junior yang beranggotakan 13 member selama ELF masih membutuhkan kita.’ Dan kau lupa, bahwa kita masih mempunyai ELF yang dengan sepenuh hati mendukung apa saja yang kita lakukan.” Aku tahu semua yang dikatakan Shindong benar. Tapi, tetap saja aku tak bisa tersenyum.
“Aku lelah.” Aku masuk ke kamar. KLIK. Aku menguncinya.
Didalam kamar aku menyalakan televisi. Tak sengaja, aku melihatnya di sebuah acara, sudah pasti di sana. Aku mencoba mengganggapnya di depanku sekarang, hanya dari layar aku melihatnya. Ia tersenyum ke arah kamera. Namun, sesuatu membuatku kaget. Aku melihat lehernya, ia masih memakai kalung itu. Kalung yang ada juga padaku, kalung yang sejak tadi kuremas setiap kali aku merindukannya. Aku memakai kalung itu lagi. Aku tersenyum tipis, lalu mengambil handphone.



Aku tak butuh balasan, cukup kau baca saja, aku mohon, luangkanlah waktumu hanya dengan membacanya.
Hankyung ah, terimakasih kau masih memakainya. Kau memakainya untuk gayamu atau untuk aku ? kau ingin aku tahu bahwa kau masih mengingat aku, Kim Heechul yang bodoh yang selalu menangis hingga matanya terlihat jelek saat di televisi, Kim Heechul yang sudah tak punya nafsu makan lagi, Kim Heechul yang sering melamun melihat handphonenya dan menelepon nomor Hankyung, sahabatnya yang pergi meninggalkannya. Kim Heechul yang hanya bisa melihatmu dari layar sekarang. Kau senang aku selalu mencari informasi tentang kau seperti fansmu ? Aku bahkan seperti orang gila sekarang, orang gila yang berbicara dengan layar. Maaf, aku tak pernah mengerti perasaanmu, aku tak bisa tahu bahwa kau menderita selama ini, sahabat macam apa aku ini…
Aku hanya ingin kau tahu satu hal, aku merindukanmu dan aku akan terus menunggumu,kau bisa kembali kapanpun kau siap, karena kau adalah sahabat yang dikirimkan Tuhan dari surga untuk kami, Super Junior.” aku menulisnya di handphone, tak lama tulisan terkirim terlihat jelas. Aku akan terus mencoba menghubunginya, aku akan berusaha hingga dia kembali, menerima teleponku dan membalas semua pesanku untuknya. Hanya ini yang bisa kulakukan, aku benar sangat merindukannya. Hankyung ah, bogoshippoyo…

The End

Thx for reading
BBU
고마워 !

blogger-emoticon.blogspot.com

No comments:

Post a Comment