Monday, July 19, 2010

Your Letter


Sebenarnya ini uda lama banget... tapi gua pengen ngebuktiin aja kalo sebenarnya Kibum sama sekali gak ada niat buat ninggalin Super Junior. Dan sekali lagi, dia masih member nya Super Junior !

Oke dah, langsung dibaca aja....


Everyone has missed me, right?
Truthfully, looking at myself in the CF,
I still feel a little awkward.
It's the first time I tied up my hair, wore a sleeveless white Tee
Through the CF this time, I showed a different side of me, and I feel very happy (doing that),
Naturally playing around with the mobil phone In the CF and
saying those stuff were arranged before that
But why don't everyone think of itu as my everyday writing and taking photos?
Usally it's 13 of us moving together, this time appearing alone in
front of camera, I felt refresed yet nervous.
I know, everytime I am unable to have activities with Super Junior
Many people will wonder why
Kim Kibum always been living healthily.
this time. (I) even took part in Super Junior's
3rd album recording and MV filming
Truthfully, I wish even more to show the actor
side of me to everyone, so I'm cutting down
activities as a singer.
But looking at our member standing on stage
I'm missing (everything) dearly.
In March, didn't super junior glorlously
win 1st on 's monthly charts?
That day, Leeteuk hyung shed tears saying
"To Kibum who's front of the TV now,
your hyung did it", after listening. I felt like crying
I know at that time, I should have been standing there.
Soon, I will be with the other 12 member coming back with, how
look, everyone please anticipate.

blogger-emoticon.blogspot.com



[Translate]

“Semua orang kehilangan saya, bukan?
Sebenarnya, melihat diri saya di CF,

Saya masih merasa sedikit canggung

Itu pertama kalinya saya menguncir rambut dan memakai kaus tanpa lengan dan jaket biru, dan celana bermotif (*)

Lewat CF ini, saya akan menampilkan sisi yang berbeda dari saya, dan saya merasa sangat bahagia melakukannya

Sebenarnya (adegan) bermain-main dengan handphone di CF dan kata-kata yang diucapkan, sudah diatur dari sananya *pakai naskah, maksudnya*

Tapi kenapa orang tidak mengira kalau sehari-hari saya sering menulis dan berfoto2?

Biasanya kita tampil ber-13 , tapi saat ini saya tampil sendiri (sbgai Kim Kibum maksudnya) di depan kamera, saya merasa bersemangat walaupun gugup.

Saya tahu, setiap kali saya tidak ikutan kegiatan Super Junior, pasti orang-orang akan bertanya-tanya kenapa??

Kim Kibum selalu hidup sehat

Kali ini, (saya) bahkan ambil bagian di rekaman album ke-3 Super Junior dan syuting MV

Sejujurnya, saya berharap untuk lebih menunjukkan kemampuan saya sebagai aktor ke semua orang, oleh sebab itu saya mengurangi aktivitas sebagai penyanyi

Tapi setiap kali melihat member lain tampil di panggung, saya langsung merindukan semuanya

Di bulan Maret, bukankah Super Junior menang (No.1) di Music Bank?

Hari itu, Leeteuk-hyung menguraikan air mata dan berkata “Untuk Kibum yang sedang menonton acara ini, Kakak-kakakmu sudah berhasil!”

Sesudah mendengarnya, saya ingin menangis..

Saya tahu, saat itu, saya seharusnya berdiri disana (bersama mereka)


Sebentar lagi, saya akan gabung kembali dengan 12 member lainnya dengan penampilan

baru, (jadi) semuanya harap (sabar) menanti"

blogger-emoticon.blogspot.com

Source: http://www.rynnalina.co.cc
Thx for reading
BBU
고마워 !


blogger-emoticon.blogspot.com

Thursday, July 15, 2010

I Miss You Guys

Gua uda tau pada akhirnya bakal kayak gini. Kata kangen itu bakal muncul hampir tiap detik. Gua memilih masuk IPA adalah sebuah pilihan yang sangat berat. Gua bahkan hanya menyukai Biologi dari ke tiga mata pelajaran utama di IPA. Dan gua juga bakal tahu kalo gua mesti kuat ngadepin pergaulan disana. Sayangnya gua gak bisa.



Awalnya, gua menjalaninya dengan masuk ke sekolah pagi-pagi seperti biasa. Bedanya cuma gak naik ke lantai 3, kelas gua sepuluh De... Karena anak kelas 1 masii MOS, jadi kita-kita masih dikasih nunggu di depan gerbang sekolah. Pas gua datang anak cewe uda pada ngumpul semua. Dan gua nimbrung... Seperti biasa teriakan dan tawa itu lepas lagi. Ini yang bakal ngebuat gua kangen banget. Ketawa bareng, teriak-teriak gak jelas, melakukan hal-hal yang lucu tanpa memerdulikan uda banyak yang kesel sama kita-kita.



Yah, gua bakal nyoba ke kelas kalian selama gua bisa.
Karena cuma kalian yang bisa bikin gua ketawa...








Intinya, gua kangen sama kalian....
kangen setengah mati...
gua kangen suasana kelas yang ribut
gua kangen suasana kelas pas baris
gua kangen suasana kelas pas keluar main
gua kangen...

Makasih yah buat kalian semua,
Melissa , Stella, Irene, Femmy, Medi, Marsella, Igna, Maya dan kawan kawan XD yang lain...


That's all...

Thx for reading
BBU
고마워 !

blogger-emoticon.blogspot.com

Sunday, July 11, 2010

Longing


Aku tahu, tidak seharusnya aku menangis terus menerus karena dia. Banyak perubahan yang terjadi setelah dia memilih meninggalkan aku di sini dan kembali ke negaranya tanpa memberitahu aku dan member lainnya. Aku tahu tak hanya aku yang menangis di kala malam melihat foto kami berdua yang sangat akrab. Banyak. Aku tahu dari Leeteuk, aku, Yesung hingga Kyuhyun mereka menangis. Tapi mereka masih bisa menyembunyikannya. Tidak untuk aku, tiga member lain yang sangat akrab denganku tak bisa bersamaku lagi dalam jangka waktu yang cukup lama. Kibum, aku bahkan tak tahu kapan dia akan kembali. Aku juga tak bisa memaksanya kembali karena dia ingin mewujudkan cita-citanya di bidang acting, tapi tidak munafik bila terkadang aku sedikit kesal dengannya. Kedua, Young Woon, ia baru saja menemui kami saat dia akan memasuki wajib milliter. Aku bisa memaklumi pilihannya untuk menjalankan kewajiban semua pria Korea, wajib militer. Aku percaya padanya dia akan kembali dua tahun lagi. Tapi justru aku dan Leeteuk yang harus meninggalkan dongsaeng-dongsaeng kami yang lain untuk menjalankannya. Dan kegiatan itu akan terus berlanjut berturut-turut pada mereka. Ketiga, Hankyung. Setiap aku memikirkannya ntah mengapa aku tak bisa membendung airmata yang terus keluar. Selalu aku terisak, aku merindukannya. Aku merindukan nasi goreng Beijingnya, aku merindukan caranya berbicara dengan nada tak jelas, merindukan mukanya yang bingung saat di acara televisi, merindukan kepolosannya yang mau saja aku ajari bahasa yang kotor, merindukan caranya tertawa. Yah, banyak lagi hal yang kurindukan dari sosoknya, Hankyung…
Saat itu aku membuka internet, aku membaca kabar bocah itu sudah punya album baru. Kau tahu, aku tersenyum miris dan kembali menitikkan airmata. Aku melihat fotonya cukup lama. Aku melihat banyak perubahan penampilannya. Ia tampak lebih pucat, mungkin hanya perasaanku saja. Aku harap dia bahagia. Kembali aku merasakan airmata itu menetes sampai ke laptopku. Aku terus terisak.
“Hyung, kau menangis lagi ?” suara Shindong, aku mengambil tissue lalu mencoba menghapus airmataku.
“Hankyung hyung ?” Shindong duduk di sebelahku.
“Ntahlah, aku….. masih merindukannya” aku menunduk dan memegang kalungku.
“Aku tahu ini adalah hal yang sangat rumit untuk grup kita sekarang, hyung. Tapi, aku juga tak mau kita terutama kau terus bersedih. Jalan masih panjang, kita masih bisa menunggunya sampai dia kembali lagi.” Shindong menatapku yang masih menunduk.
“Kalian terus mengatakan kalian mengerti. Aku tak yakin, kalian mengerti apa yang sedang kurasakan sekarang. Kalian hanya bisa mengatakan tenang, jangan bersedih.”
“Kau berpikir aku tak sedih saat Hankyung hyung pergi tiba-tiba ? atau saat Kibum memilih karir aktingnya aku malah bahagia karena mendapatkan bagian rap nya ? akupun sama sepertimu, hyung. Aku mencoba menghibur diriku saat aku mengingat mereka. Aku sering menangis mendengar lagu-lagu saat kita masih lengkap, semua ambil bagian dalam lagu, tapi aku coba percaya pada mereka bertiga. Aku yakin, tangis dan tawa kita dari kita bertemu hingga sekarang tak mungkin hilang begitu saja. Hyung, kau ingat apa yang dikatan Leeteuk hyung ? ‘kita akan menjadi super junior yang beranggotakan 13 member selama ELF masih membutuhkan kita.’ Dan kau lupa, bahwa kita masih mempunyai ELF yang dengan sepenuh hati mendukung apa saja yang kita lakukan.” Aku tahu semua yang dikatakan Shindong benar. Tapi, tetap saja aku tak bisa tersenyum.
“Aku lelah.” Aku masuk ke kamar. KLIK. Aku menguncinya.
Didalam kamar aku menyalakan televisi. Tak sengaja, aku melihatnya di sebuah acara, sudah pasti di sana. Aku mencoba mengganggapnya di depanku sekarang, hanya dari layar aku melihatnya. Ia tersenyum ke arah kamera. Namun, sesuatu membuatku kaget. Aku melihat lehernya, ia masih memakai kalung itu. Kalung yang ada juga padaku, kalung yang sejak tadi kuremas setiap kali aku merindukannya. Aku memakai kalung itu lagi. Aku tersenyum tipis, lalu mengambil handphone.



Aku tak butuh balasan, cukup kau baca saja, aku mohon, luangkanlah waktumu hanya dengan membacanya.
Hankyung ah, terimakasih kau masih memakainya. Kau memakainya untuk gayamu atau untuk aku ? kau ingin aku tahu bahwa kau masih mengingat aku, Kim Heechul yang bodoh yang selalu menangis hingga matanya terlihat jelek saat di televisi, Kim Heechul yang sudah tak punya nafsu makan lagi, Kim Heechul yang sering melamun melihat handphonenya dan menelepon nomor Hankyung, sahabatnya yang pergi meninggalkannya. Kim Heechul yang hanya bisa melihatmu dari layar sekarang. Kau senang aku selalu mencari informasi tentang kau seperti fansmu ? Aku bahkan seperti orang gila sekarang, orang gila yang berbicara dengan layar. Maaf, aku tak pernah mengerti perasaanmu, aku tak bisa tahu bahwa kau menderita selama ini, sahabat macam apa aku ini…
Aku hanya ingin kau tahu satu hal, aku merindukanmu dan aku akan terus menunggumu,kau bisa kembali kapanpun kau siap, karena kau adalah sahabat yang dikirimkan Tuhan dari surga untuk kami, Super Junior.” aku menulisnya di handphone, tak lama tulisan terkirim terlihat jelas. Aku akan terus mencoba menghubunginya, aku akan berusaha hingga dia kembali, menerima teleponku dan membalas semua pesanku untuknya. Hanya ini yang bisa kulakukan, aku benar sangat merindukannya. Hankyung ah, bogoshippoyo…

The End

Thx for reading
BBU
고마워 !

blogger-emoticon.blogspot.com

생 일 축하함니다 김희출 오빠!!!!




waduh waduh, telat nii.

Kemarin tepatnya tanggal 10 Juli 2010, Kim Hee Chul member tertua kedua dari Super Junior berulangtahun yang ke 28 (berdasarkan umur Korea)

blogger-emoticon.blogspot.com

Saengil chukkae oppa !
semoga masalah yang lagi dihadapi cepet selesai, jangan sedih lagi karena Hankyung yakin deh dia pasti bakal kembali ke Super Junior karena dia adalah salah satu orang yang bilang kalo Super Junior itu 13...




blogger-emoticon.blogspot.com

Tetaplah jadi Heenim yang ceria, yang lucu, yang kocak...


사랑해요 김희철 !!blogger-emoticon.blogspot.com
우유빛깔 김희철 !!


Thx for reading
BBU
고마워 !

blogger-emoticon.blogspot.com

Saturday, July 10, 2010

My Son My Daughter Part 2


Aku terbangun, aku sudah berada di mobil dan Siwon tertidur di perutku. Ada luka memar di wajah dan tangannya. Aku melihat sekeliling, aku mencari Jung In. Dia tak ada. Ada sesuatu di kepalaku, aku menyentuhnya sangat lengket. Aku melihat kaca, ternyata darah.

“Ayah.” Siwon terbangun.
“Ya. Dimana Jung In, dan mengapa wajahmu luka begitu ?”
“Jung In dibawa lelaki besar itu. Aku sudah mencoba melawan mereka. Tapi, mereka sangat kuat dan banyak.”
“Apa ?” badanku seketika lemas. San Hae menculiknya.
”Mereka menjatuhkan ini di atas kaca depan tadi.” Siwon memberikan sebuah kartu padaku.

’Aku akan menculik anakmu hingga kau mau menerimaku menjadi istrimu.’

Tak berapa lama telepon masuk.

”Kang In ah, kau sudah sadar ? Anakmu bersamaku sekarang. Kau masih bisa merubah pikiranmu sebelum aku mengirimkannya bertemu dengan Han Gyeon.” San Hae tertawa.
”Dimana anakku ?” suaraku mulai emosi.
”Dia berada di rumahku. Dia sedang kusekap, keringatnya sangat banyak...”
”Rumahmu masih yang dulu ? aku akan kesana !” aku mematikan telepon lalu ngebut menuju ke rumah wanita gila itu. Rumahnya cukup besar, namun tak sesepi dulu. Banyak pengawal yang berjaga. Aku mencoba memarkir jauh dari rumahnya. Aku turun.
”Tunggulah disini.” pesanku pada Siwon.
”Aku mau ikut denganmu, Yah.”
"Tidak, ini berbahaya"
"aku ingin menyelamatkan Jung In !" mata Siwon berkaca-kaca. Akhirnya aku memperbolehkannya ikut denganku.

Lima pengawal mendekati kami, untung saja aku memasukkan Siwon ke kelas taek won do. Ia cukup membantuku mengalahkan 2 dari 5 pengawal itu. Kami masuk lagi, semakin ke dalam semakin banyak saja pengawal San Hae. Kaki Siwon terluka dan aku menggendongnya. Kami menaiki tangga, aku melihat Jung In tertidur di kursi dan diikat dengan mulut tertutup.
Aku berlari sambil menggendong Siwon.
Tak berapa lama San Hae mendekati kami.

"Sebuah pertemuan keluarga yang mengharukan." San Hae menepuk tangannya, aku rasa wanita ini benar sudah gila.
"Kau sudah gila ?" aku berteriak dan memegang kerah bajunya.
"Whoa whoa whoa..." dua pengawalnya mengarahkan pistol ke arah Jung In. Aku terpaksa melepas tanganku.
"Bagaimana? menikah denganku atau, anakmu akan sama nasibnya seperti istrimu ?" ia memegang pipiku, aku menepisnya.
"Aku takkan sudi ! Aku sama sekali tak mencintaimu !"
"Kau berpikir aku bermain-main ?" San Hae menjentikkan jarinya, pengawalnya menembakkan pistol ke atas.
"Hey !" Siwon berjalan pincang mendekati San Hae.
"Ada apa, bocah tampan ?" San Hae mendekatinya.
"Kau bunuh saja aku." Siwon merentangkan tangannya.
"Benarkah ? Kau yakin ?" San Hae tertawa.
"Siwon ah, apa yang kau lakukan ?" aku menurunkan tangannya.
"Lebih baik aku yang mati. Ayah lebih membutuhkan Jung In." Siwon kembali merentangkan tangannya.
"Kumohon bunuh saja aku. Biar aku saja yang duduk disana dan diikat."
"Jangan dengarkan dia, San Hae. Dia masih berumur belasan tahun. Kau bisa menikahiku." Akhirnya itu yang kusebut
"Ayah !" Siwon berteriak.
"Maaf, Siwon ah. Aku tak mau kehilangan kalian.
"Lebih baik aku mati daripada hidup dengan wanita gila ini !" Siwon menunjuk San Hae lalu memukul pipinya.
"KAU ! Tembak dia !" San Hae memerintah, kedua pengawalnya mengacungkan pistol.
DORR !
Aku berlutut, aku berhasil menyelamatkan anakku. Peluru melukai dadaku, sangat perih. Aku merasakan darah yang keluar hingga diserap bajuku. Aku menangis saking perihnya.
"AYAH !" Siwon terduduk, kakinya lemas. Ia memelukku.
"Siwon ah, jaga adikmu baik-baik" aku mencoba berbicara walau dadaku sesak. Aku masih bisa melihat San Hae berlari bersama kedua pengawalnya.
"Mengapa kau begitu bodoh, ayah ?" Siwon menangis
"Aku akan lebih bodoh lagi bila membiarkanmu tertembak." aku mulai susah bernapas. Napasku benar sudah tak beraturan.
"Selamat tinggal, Siwon ah. Maaf, aku belum bisa menjadi ayah yang baik untukmu dan terimakasih kalian berdua telah membuatku bangga, aku akan menyampaikan salam kalian untuk ibumu disana nanti..." aku sudah tak kuat lagi. Aku mencoba bernapas tapi sangat sulit. Selamat tinggal...

The End

Thx for reading
BBU
고마워 !

blogger-emoticon.blogspot.com

My Son My Daughter



Aku menemukannya lagi, sebuket bunga mawar merah di depan kamar apartemenku. Sudah tiga hari ini seseorang mengirimkannya padaku. Ia tidak menyebutkan namanya. Ia hanya menulis aku mencintaimu disetiap kartu yang terselip di bunga itu.
Aku membawanya masuk ke dalam.

”Ayah, mengapa kau terus membeli bunga ?” tanya anakku Jung In sambil merapikan dasi sekolahnya di depan kaca.
”Bukan, ayah tak membelinya. Ini sebuah hadiah.” jawabku masuk ke dapur.

Namaku Kangin, aku seorang duda beranak dua. Anakku laki-laki dan perempuan. Siwon dan Jung In. Siwon telah memasuki sekolah menengah pertama dan Jung In masih kelas 4 SD. Aku ditinggal mati istriku karena penyakit kanker nya yang sangat parah dua tahun yang lalu.

”Jung In ah, Siwon ah, sarapannya sudah siap.” aku meletakkan tiga piring nasi goreng di atas meja. Jung In masuk ke dapur dan duduk.

“Mana oppa mu?” tanyaku meminum kopi.
”Di kamarnya, kurasa belum bangun.”
”Apa ? Aish, jam berapa ini !” aku berjalan ke kamarnya. Benar kata Jung In, bocah tengik itu masih terlelap di atas kasur. Aku mendekatinya pelan.
”Siwon ah, jam berapa ini ?” aku memulainya dengan mengguncang tubuhnya

Tak berhasil, lalu aku mengambil seember air di kamar mandi di depan kasurnya. Aku menghitung dalam hati

Satu, dua, tiga

”Ah ! Apa yang ayah lakukan ?” cara ini kembali berhasil setelah beberapa hari ini tak kulakukan.
”hahaha, siapa suruh kau masih saja terlelap. Kau bisa terlambat. Sana mandi !” aku memukul kepala Siwon yang basah. Lalu keluar.

”Ayah menyiram Siwon oppa lagi ?” tanya Jung In saat melihat aku tertawa sepanjang berjalan.
”Ya, hanya cara itu yang bisa kulakukan agar bocah itu bangun.”

Tak berapa lama Siwon turun. Ia sudah rapi dengan seragamnya, aku tertawa melihatnya.
”Wae ? kau puas ?” muka Siwon benar-benar sangat lucu saat mengatakannya.
”Sudah kukatakan jangan terlalu larut tidur dan jangan terlambat bangun lagi. Aku sudah mencoba metode lembut untukmu, kau malah tidur makin lelap. Makanya aku melakukannya.” aku kembali tertawa sembari memakan nasiku.
”Aish ! Terserah padamu, ayah ” Siwon tampak ngambek.
”Hahaha, sudahlah. Cepat makan. Aku menunggu kalian di depan.”

Setelah semua masuk ke dalam mobil aku menjalankan mobil itu menuju ke sekolah kedua anakku ini. Namun, ditengah perjalanan aku dihadang dua mobil di depan. Jung In terlihat takut, Siwon menenangkannya. Beberapa orang keluar dari kedua mobil itu. Mereka mengetuk kaca pintu mobilku, aku mencoba tenang dan membukanya.

”Bosku ingin bertemu denganmu. Ia ada didalam mobil itu.” lelaki berambut gondrong itu menunjuk salah satu mobil di depan.
”Aku akan menemuinya, tapi jangan menyentuh anakku ! Siwon ah, jaga adikmu. Ayah akan baik saja.” aku turun dari mobil.
”Kangin, kau masih ingat aku ?” bos yang mereka maksud adalah seorang wanita. Aku duduk di sebelah wanita itu. Ia berpakai seperti bos gangster. Hitam hitam dari atas hingga bawah. Aku bingung, aku bahkan tak mengenalnya.
”Siapa kau ?” aku duduk menjauh darinya, karena tangannya memegang tanganku.
”Kau lupa ? aku membenci istrimu, Han Gyeon.” wanita itu tersenyum licik.
”Kau, San Hae. Kim San Hae ?” aku mulai mengingatnya. Wanita yang pernah hampir menjadi istriku.
“Tak kusangka kau masih mengingatku, Kang In ah~” dia duduk mendekat lagi.
“Ada apa kau mencariku ?”
“Kita bisa memulai semua kembali seperti dulu.” San Hae melepas kacamatanya.
“Kau sudah gila ? Aku masih kehilangan Han Gyeon dan aku masih ingin menjaga anak-anakku.”
“Aku bisa menggantikan Han Gyeon dan menjaga anak-anakmu dengan sepenuh hati.” mukanya memelas.
“Aku tak yakin. Kau wanita kasar, tak mungkin kau bisa menjaga anak-anakku. Sudahlah, San Hae ah. Aku harus bekerja dan tak ada waktu berdebat denganmu.” Aku menolaknya halus.
“Kau ! Ayolah, Kangin ah. Kita masih bisa ulang semua. Aku sudah menghilangkan kebiasaan-kebiasaan burukku yang kau jadikan alasan untuk meninggalkanku dan memilih menikah dengan wanita bodoh seperti Han Gyeon.” Aku menampar San Hae. Aku tak pernah bisa terima seseorang menghina istriku.
“Kau !” San Hae mendekatiku, aku rasa dia akan memukulku. Aku mencoba memundurkan dudukku. Wanita gila itu memegang leherku dan dia menciumku. Aku kaget dan dengan sekuat tenaga melepas ciumannya. Ia terus memaksa hingga akhirnya aku bisa melepas dan aku menendangnya ke belakang lalu aku turun. Sialnya, pintu terkunci. Dia mengambil pemukul dan memukulku. Semua gelap

To Be Continued

Thx for reading
BBU
고마워 !

blogger-emoticon.blogspot.com

Saturday, July 3, 2010

The Letter Part 3


Aku tersadar. Kucoba menggerakkan tanganku, ada sentuhan hangat. Aku membuka mata. Ibuku disana bersama dengan dokter Choi.
“Bagaimana keadaan Donghae ?” pertanyaan itulah yang berada di otakku sekarang.
“Dia baik, dia berada di kamar sebelah. Operasinya berjalan lancar.” Dokter Choi tersenyum.
“Bisakah bawa aku kesana ?” aku meminta bantuan ibuku.
Donghae, ia terbaring disana dengan sangat lelap. Mukanya sedikit pucat, aku mendekatinya. Aku menggenggam tangannya. Tangannya hangat.
“Donghae ah, terimakasih kau telah membuatku sembuh.” Aku mengecup pipinya, dan aku segera beranjak pergi.
“Sa Jin ah” suara serak itu menahanku, aku menoleh.
“Kau sudah bangun ?” aku tersenyum.
“Bagaimana perasaanmu dengan ginjalku di tubuhmu ?”
“Biasa saja !” aku memukul kepalanya pelan.
“tapi, terimakasih banyak.” Aku melanjutkan kalimatku dan menatapnya lembut.
“Jadi kapan kita bisa menikah ?” dia menatapku dengan tatapan ahjussi yang sedang menggoda.
“Jangan gila, kondisi kita masih belum baik benar.”
“Ide bagus, kita bisa menikah disini.” Cengir Donghae.
“Aku tak mau menikah dengan orang gila sepertimu.”
“Tapi orang gila ini mau menikah dengan wanita aneh sepertimu.” Aku terdiam, dia mendekat dan mengecup keningku. Hatiku berdebar sangat cepat.
“Ini, aku sudah menyiapkannya.” Donghae mengambil sesuatu dari jaket yang ia pakai semalam di kursi.
“ah !” aku terkejut, sebuah kotak berisi sepasang cincin dengan berhiaskan surat dengan hati di tengah surat. Ia memakaikannya di jari manisku.
“Ini akan jadi simbol aku dan kau akan bersama selamanya.” Kembali lagi dia menunjukkan senyumannya. Aku memeluknya erat, aku bahkan menangis tersedu di bahunya.
“Cengeng” dia menertawakanku.
“Aish” aku masih menangis.
Pada akhirnya dialah pilihanku, Lee Dong Hae. Aku harap dia pilihan yang tepat, bisa menjadi lelaki yang menjagaku apapun yang terjadi. Kami menikah beberapa bulan setelahnya dan sampai saat ini kami bahagia dan aku harap sampai selamanya…

The End

Thx for reading
BBU
고마워 !

blogger-emoticon.blogspot.com

The Letter Part 2


Sejak saat itu, aku tak pernah melihat tanda-tanda kedatangannya, siapa lagi kalau bukan Donghae. Aku rasa ia sudah menemukan seseorang yang lebih normal dariku. Sudah dua hari ini dia tak menjengukku. Aku berusaha bersikap tenang, namun sebenarnya jauh di dalam hatiku aku merindukannya. Aku tahu aku sangat munafik, tapi aku tak ingin egois dan membuatnya menderita bila bersamaku. Mungkin lebih baik dia bersama yang lain. Kesehatanku semakin menurun. Aku semakin sering merasa mual dan merasakan sakit kepala yang luar biasa. Cuci darah terus kulakukan secara rutin. Keuangan kami semakin menurun. Aku harus melakukan ini hingga ada yang mau menyumbangkan ginjalnya untukku.

“Aku ingin ke gereja.” aku mengatakannya pada ibu, ibu tampak terkejut. Ntahlah, aku merasa aku perlu mendekatkan diri pada Tuhan.

Ibu mengantarku ke gereja di dekat rumah sakit, ia mengantarku dengan mendorong kursi roda. Cukup lama kami berjalan, akhirnya aku melihat gedung itu, gedung yang sudah lama tak pernah lagi kudatangi. Aku merasa sangat berdosa. Aku menitikkan air mataku. Ibu mendorongku masuk ke dalam, setelah sampai di depan aku mulai berdoa. Aku berdoa akan kesembuhanku, aku berdoa atas semua dosaku agar diampuni dan aku berdoa untuk dia. Lee Dong Hae, lelaki yang sangat aku cintai. Aku mulai mengeluarkan semua apa yang sedang kurasakan. Aku takut akan kematian, aku takut akan kehilangan semua yang berharga, aku takut ibuku akan sedih, dan aku tak mau meninggalkan ini semua. Aku ingin sembuh.

“Sudah ?” ibu melihatku keluar. Aku mengangguk, ia mengantarku kembali ke rumah sakit.

“Ibu, aku menyayangimu.” Ibu berhenti dan memelukku. Kami menangis di tengah perjalanan.

“Kau pasti sembuh.” Ibu mencoba menyemangatiku.

Aku berbaring lagi setelah sampai di kamarku. Ibu keluar karena ada telepon yang masuk. Mungkin dari temannya.

“Sa Jin ah, ada yang ingin mendonorkan ginjalnya padamu.” Ibu tersenyum, aku terkejut.

“Jeongmal ? siapa, bu ?”

“Ntahlah. Ia baru saja meneleponku tadi. Istirahatlah, aku akan memberitahu dokter.”

***

“Nona Kang Sa Jin” dokter Choi memanggilku.

“Ya” aku mengucek mataku.

“Kau sudah siap ? hari ini kami akan melakukan operasi untukmu.”

“Secepat ini ?” tanyaku masih sedikit kaget.

“Yah, jika tidak keadaanmu bisa semakin memburuk.”

“Boleh aku bertemu dengan orang yang mendonorkan ginjalnya ?”

“Yah, dia ada di luar. Akan kupanggil masuk.” Dokter Choi keluar.

Aku merapikan rambutku. Aku sangat senang, akhirnya bisa juga terlepas dari penyakit ini.

“Sa Jin ah” aku tak percaya, orang itu adalah Donghae. Ia yang akan mendonorkan ginjalnya untukku, aku menatapnya dengan tatapan tak percaya.

“Mengapa kau…”

“Aku ingin kau sembuh dan bertahan, dan kita bisa bersama seperti dulu.”

“Aku, aku…” aku benar tak bisa mengatakan apapun, lelaki ini benar-benar tulus mencintaiku. Ia rela melakukan apapun untukku. Apa yang harus kulakukan ?

“Sudah siap ?” dokter datang beserta dengan suster, aku dan Donghae dibawa ke ruangan operasi. Setelah dibius, aku tak tahu apa yang terjadi. Semua hitam dan aku tertidur.


To be continued

Thx for reading
BBU
고마워 !


blogger-emoticon.blogspot.com

The Letter


Umurku tak berapa lama lagi. Aku hanya bisa terbaring di sini, menunggu sampai akhirnya aku tak bernapas lagi. Aku tak bisa seceria dulu, seceria dulu ketika aku masih tidak mengetahui penyakit ini. Gagal Ginjal , penyakit inilah yang membuatku berubah menjadi pribadi yang suka menyendiri sekarang. Penyakit ini pula yang membuatku tidak dapat melanjutkan sekolah lagi. Banyak temanku yang menjengukku, aku tahu mereka tulus. Tapi aku tak bisa bersikap ramah pada mereka karena mereka membuatku iri. Hingga sekarang, hanya ibu yang terus merawatku.
“Ibu menemukannya di depan pintu tadi ketika masuk. Mungkin dari temanmu.” Ibu baru saja datang, ia menyerahkan amplop berwarna biru itu padaku.
‘Hai ! kau pasti bingung yah mendapatkan ini. Aku adalah seseorang yang sering memperhatikanmu. Jangan bersedih lagi. Kau harus tetap bersemangat ! Penyakitmu masih memiliki harapan buat sembuh. Fighting ! Kau ingin membalasku ? letakkan saja balasannya di depan pintumu. Aku akan mengambilnya, dan segera membalasmu. ^^’
Orang aneh, pikirku. Aku membuang surat itu, dan kembali beristirahat. Walaupun sebenarnya aku merasa sedikit penasaran dengan orang itu. Aku merasa sangat capek dan tertidur lelap.
“Nona, nona, ini aku menemukannya di depan pintu.” Suster itu membangunkanku.
“Apa ini ?” kali ini suratnya berwarna kuning. Aku membukanya lagi.
‘Bingung ? hahaha… baiklah, kau mengenalku. Kau tahu aku siapa, sebelumnya kita sudah pernah bertemu. Aku menulis ini karena aku ingin melihat senyummu lagi. Balaslah aku.’
Aish, apa yang orang ini inginkan dariku ! aku sudah cukup menderita dengan penyakit ini. Sudahlah, aku tak mau peduli siapapun dia. Aku melihat ponselku. Seperti biasa tak pernah ada pesan yang masuk. Ponsel hanya kugunakan untuk mendengar lagu. Aku memakai headsetku.
Namun, terjadi suatu keanehan. Ponselku berbunyi tanda pesan masuk. Aku membukanya.
‘Kau mendengarkan lagu apa ? hahaha…’
Astaga, siapa dia sebenarnya ? Aku mulai merasa takut. Bagaimana mungkin dia tahu nomor ponselku. Aku segera mengambil kertas dan menulis pesan untuknya
‘Siapa kau ?’
Hanya itu yang kubuat dan aku menyuruh ibuku meletakkannya di tempat dimana tadi ia menemukan surat pertama.
Tak berapa lama seorang suster membawakan obat yang harus kuminum.
“Ini ada titipan dari luar.” Ia memberikanku amplop dengan warna merah kali ini.
“Siapa yang memberikannya padamu ? kau mengenalnya ?” tanyaku setelah meminum obat yang benar-benar pahit itu.
“Tidak. Ia benar sangat tampan.” Tampan. Dia adalah lelaki, aku membukanya.
‘Sa Jin ah, kau benar-benar melupakanku ? Kau ingat surat warna-warni ?’
Aku terkejut. Surat itu terjatuh.
“Sa Jin ah, ada apa denganmu ?” ibu melihat mukaku yang memucat. Ia mengambil suratku.
“Siapa ini ? Apa benar yang ditulisnya ?”
Aku tahu itu siapa, dia Donghae. Kekasihku dua tahun yang lalu. Ia memutuskan hubungan denganku karena ia harus pergi kuliah di Jepang. Ia memberitahuku sehari setelah aku mengetahui penyakitku. Hari itu aku hampir saja menghabisi nyawaku sendiri. Namun ia datang menyelamatkanku dan mengetahui kondisi kesehatanku setelah dia sampai di sana. Ia berjanji akan mengirimkanku surat berwarna-warni saat ia kembali. Jujur aku menunggunya, namun aku melupakannya. Karena aku yakin dia tak mungkin mengirimnya. Selama setahun aku menunggu dan aku menyerah. Namun ia benar datang lagi. Hidungku kembali berdarah, aish aku membenci situasi ini. Ibu berteriak memanggil dokter datang. Tak berapa lama darahnya berhenti dan aku harus istirahat. Tapi, aku ingin menemuinya, Lee Dong Hae. Tapi mungkin karena pengaruh obat, aku tertidur.
***
“Sa Jin ah~” aku membuka mataku, aku tak percaya. Dia Donghae !
“Dong Hae ?” mataku berkaca.
“Yah. Aku merindukanmu !” dia mencoba memelukku, aku menepisnya.
“Tidak.” Aku refleks mengatakannya.
“Waeyo ?” Donghae menatapku. Ia tampak kecewa.
“Ntahlah, aku merasa tak pantas kau peluk.”
“Baiklah.” Donghae duduk di kursi di samping tempat tidurku.
“Aku ingin ke taman.” Aku mencoba tersenyum.
Donghae dengan senang hati membawaku ke taman belakang. Aku tak pernah keluar lagi sejak dua tahun lalu aku menginap di rumah sakit ini. Akhirnya aku menghirup udara ini lagi.
“Mengapa kau kembali ?” tanyaku saat kami berhenti di bawah sebuah pohon.
“Karena kau.” Aku diam. Aku tak tahu harus mengatakan apa. Mengapa jawaban itu yang ia lontarkan ?
“Oh” itu tanggapan yang bodoh dariku.
“Senang ?” tanyanya dengan mata menggoda.
“Tidak.” Yah, aku berbohong lagi.
“Benarkah ? hahaha, aku tak yakin.”
“Dong Hae ah, jujur aku tak menyangka kau akan datang. Aku pikir kau sudah bertemu dengan gadis Jepang yang cantik-cantik. Dan melupakan aku yang penyakitan ini.” Aku tersenyum lirih.
“Sayangnya, aku bahkan tak tertarik dengan gadis disana dan aku lebih tertarik dengan gadis penyakitan sepertimu” dia masih menunjukkan senyumnya.
“Kau sudah banyak belajar berbohong di sana.” Aku tertawa datar.
“Tidak. Aku belajar bagaimana mencintaimu disana.” Wajahnya mendekat padaku, semakin dekat dan bibirnya menyentuh bibirku. Aku tak dapat menolaknya kali ini. Aku tahu ia tulus mencintaiku. Aku bahkan melupakan bahwa aku ini adalah Kang Sa Jin, seorang yang mempunyai penyakit gagal ginjal.
“Donghae ah, terimakasih. Terimakasih masih mencintai wanita sepertiku. Aku benar tak pantas untukmu.” Aku melepaskan bibirku.
“Tidak, Sa Jin. Kau adalah takdirku.” Donghae memelukku, aku menangis.
“Aku harap kau bisa menemukan yang lebih baik dariku saat aku tak bisa menemanimu lagi.” Aku menangis tersedu.
“Kau akan menemaniku selamanya. Tak ada yang bisa memisahkan kita. Kau tercipta untukku dan aku tercipta untukmu.”
“Aku tak bisa bertahan. Maaf.” Aku mendorong kursiku, di tengah perjalanan aku meminta tolong suster membawaku ke kamarku. Aku meninggalkan Donghae sendirian disana.

To be continued


Thx for reading
BBU
고마워 !


blogger-emoticon.blogspot.com

Thursday, July 1, 2010

Love Incident Part 2




Ryeowook mencoba menekan bel lagi. Sudah sejak siang tadi ia berdiri di depan apartemen Na Rim, kekasihnya.
“Na Rim ah, sungguh minta maaf. Bisa kau buka pintu ini ?” Ryeowook menekan bel lagi, tak ada jawaban. Handphonenya berbunyi, ada pesan masuk.
‘Ryeowookie ? ini aku, Jo Eun. Save yah nomor ini ’
Ryeowook membalas,
‘Jika tidak ada masalah dengan kakimu, jangan menghubungiku yah !’
Ia sedikit kesal dengan bocah itu. Karena bocah itu ia berkelahi dengan kekasihnya yang baru saja kembali setelah dua tahun pergi, ia bahkan tak tahu bagaimana muka Na Rim sekarang.
“Na Rim ah, ayolah. Berikan aku kesempatan, aku kangen padamu.” Kali ini dia tidak menekan bel.
“Baiklah, aku akan pulang. Maafkan aku yah.” Ryeowook berjalan lunglai keluar.
“Oppa !” suara itu, Ryeowook mengenalnya, Na Rim. Ia mendekati Ryeowook dan memeluknya.
“Akhirnya.” Ryeowook memeluk Na Rim erat.
“Awas kau melakukannya lagi !” Na Rim memukulnya.
“Yah, tenang saja. Aku kangen padamu !”
“Aku juga, ayo masuk ! Aku membelikanmu oleh-oleh yang sangat banyak !”
***
Pagi itu, handphone Ryeowook berbunyi. Ia mengangkatnya dengan sedikit kantuk.
“Yobuseo.”
“Yah, kau yang menabrak kakakku yah !” teriak seorang gadis dibalik telepon.
“Siapa ini ?” Ryeowook masih setengah sadar.
“Aku, adiknya Jo Eun. Kakakku yang kau tabrak kemarin !”
“Bukankah aku sudah mengurusnya ?”
“Urus ? Dengan membiayainya itu belum cukup ! Sekarang dia tak kuat berjalan sampai ke sekolahnya !”
“Pakai saja taksi atau suruh supir mengantarnya. Bukankah rumah kalian begitu besar !”
“Aku tak mau tahu, antar kakakku ke sekolahnya !”
“Kau sudah gila ? Tidak mungkin !”
“Atau aku akan lapor polisi atas semua yang telah kau lakukan. Pamanku seorang pengacara, aku bisa menyewanya !” Anak itu semakin nekat dan berani.
“Aish ! Baiklah, suruh dia bersiap, aku akan segera sampai.” Ryeowook mematikan teleponnya, ke kamar mandi dan bergegas ke mobilnya. Ia menyetirnya sampai ke rumah Jo Eun. Ia sudah menunggu di depan bersama seseorang.
“Kau yang menabrak kakakku ?” ternyata dia adalah adik Jo Eun.
“Sudahlah, Hee Eun ah… Aku sudah telat.” Jo Eun masuk ke mobil dan cepat-cepat menyuruh Ryeowook jalan.
“Kakakmu ?” tanya Ryeowook
“Bukan. Dia adikku. Mengapa semua mengatakan dia kakakku ? Huft~”
“Adikmu ? Dia tampak lebih tua, dan galak.”
“Yah, akupun bingung. Dia suka terlalu over protektif.”
“Orangtuamu ?”
“Di Jepang, mereka membuka usaha disana.” Jo Eun memakai dasinya.
“Hm, kau tak naik mobil ? Rumahmu begitu besar.”
“Rumah itu milik kakekku. Dan kami tak punya mobil. Kami hanya menumpang.”
“Oh. Jadi kalian hanya tinggal berdua ?”
“Yah. Hanya berdua, oke. Ini sekolahku.” Jo Eun membuka pintunya.
“oh, ini yah. Baiklah, aku tinggal yah !”
Jo Eun masuk ke dalam sekolahnya. Ia melihat Leeteuk menunggunya di depan kelas.
“Hai. Siapa yang mengantarmu tadi ?” tanya Leeteuk, kakak kelas yang pernah menjadi kekasihnya dulu.
“Bukan urusanmu.” Jo Eun melangkah masuk ke kelas.
“Kau mengakhiri hubungan kita karena dia ?” Leeteuk ikut masuk ke kelas.
“Sudah kukatakan, aku putus denganmu karena sikapmu yang terlalu kekanak-kanakkan, Teuk !” teriak Jo Eun mengundang tatapan teman-teman sekelasnya.
“Aku yakin karena lelaki tadi, kalian tampak mesra.”
“Aku bahkan baru mengenalnya kemarin ! Jangan sembarangan bicara !”
“Mulut bisa berbohongkan ? Kau baru mengenalnya kemarin mengapa dia mau capek-capek mengantarmu ke sekolah ? Apakah kau wanita murahan ?” Leeteuk tersenyum menghina.
PLAK ! sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.
“Inilah alasannya mengapa aku tak sanggup bersamamu, kau selalu menyakiti hatiku !” Jo Eun menitikkan air matanya dan mencoba berjalan dengan tongkatnya pergi. Leeteuk masih berdiri di sana.
Jo Eun naik ke lantai tiga, ia masuk ke ruangan kelas yang tak pernah di pakai. Ia menangis di sana. Ia merenungkan dulu hubungannya dengan Leeteuk berjalan begitu baik. Leeteuk sangat menghormatinya dan tak pernah menyakitinya sampai seperti sekarang ini. Leeteuk berubah hingga akhirnya Jo Eun tak tahan dan memutuskan hubungannya dengan Leeteuk.
“Ada orang tidak ?” sebuah suara terdengar dari luar, Jo Eun terkejut dan melihat dari jendela.
“Mengapa kau ada disini ?” Jo Eun menghapus air matanya, itu Ryeowook.
“Kau menangis ? Ada apa ?” Ryeowook masuk ke dalam kelas kosong itu.
“Tidak ada apa-apa. Ada apa mengapa kau ada di sini ?” Jo Eun mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Oh, ini kartu pelajarmu jatuh di mobilku tadi. Aku menanyakannya pada teman sekelasmu katanya kau di sini.” Ryeowook memberikan kartu pada Jo Eun.
“Baiklah, terimakasih.”
“Kau baik-baik saja ?” Ryeowook terlihat khawatir.
“Yah. Aku butuh sendirian.” Jo Eun mengusir Ryeowook secara halus.
“Oh, baiklah. Aku harus pergi juga.” Ryeowook keluar.
“Hey, kau yang di sana !” Leeteuk berteriak dari arah tangga.
“Ya, ada apa ?” Ryeowook menoleh namun sial, Leeteuk memukul perutnya.
“Leeteuk !” Jo Eun berteriak dan mendekati Ryeowook.
“Kau sudah gila ?” Ryeowook terjatuh dan memegang perutnya.
“Jo Eun, menyingkirlah. Atau aku akan memukulmu juga !” Leeteuk nekat.
“Pukul saja !” Sayangnya, Jo Eun lebih nekat lagi.
“Kau !” Leeteuk mengambil tongkat sapu lalu mendekat kea rah mereka berdua, tepatnya kea rah Jo Eun.
“Ahhhh!!!!” Jo Eun berteriak dan menutup matanya. Saat ia membuka matanya, Ryeowook sudah pingsan di pangkuannya yang tadi menutupi dia saat Leeteuk ingin memukulnya.
“Ryeowook ! Ryeowook !” Jo Eun memanggil-manggil Ryeowook. Namun, Leeteuk terus menggila dan memukul kepala Jo Eun. Keduanya pingsan di sana.


To Be Continued

Thx for reading
BBU
고마워 !

blogger-emoticon.blogspot.com

I Believe Their Promise

ket: Q.=pertanyaan host ; A.= Jawaban member

Pernikahan,wajib militer,dan apapun tidak akan memecahkan Super Junior.

Super Junior,Grup terbesar di Korea.didirikan pada tahun 2005,dan lima tahun terakhir ini,mereka telah mencapai kesuksesan mereka.

Bulan lalu, ketika Super Junior merilis album keempat full-length, dan terjual 100.000 kopi pada minggu pertama setelah dirilis pada 13 April. Industri musik yang menggarap album ini berharap ,album ke-4 berjudul “Bonamana,” akan melampaui rekor sebelumnya yang di capai album ketiga, “Sorry,Sorry”. Album ini terjual 250.000 kopi dan menduduki puncak chart penjualan album, saat dirilis pada bulan Maret tahun lalu..
.
Dibalik segala usaha dan keberhasilan mereka,Tiga anggota Super Junior : Hangeng,Ki Bum,dan Kang In sementara vakum,dalam proses rekaman dan promosi album ke-empat ini.Ditahun-tahun yang akan mendatang,mereka semua (semua member) akan dihadapkan oleh kewajiban mereka,yakni Pernikahan dan Jasa waib militer mereka.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan 10 member dari 13 anggota,
“bagaimanapun, kami telah berkomitmen untuk tetap tinggal bersama,sebagai Super Junior,tidak peduli apapun yang dapat menghancurkan itu semua.

Ini adalah kutipan dari wawancara mereka :

Q : Apa yang membuat kalian bertahan,hingga lima tahun ini?

A : Heechul: Kami banyak berbicara satu sama lain.jika slah satu dari kami ada masalah,kami pasti akan menceritakan kepada member lain,sehingga kami dapat menemukan jalan keluarnya.Karna,jika komunikasi kurang,hubungan diantara kami semua pasti kurang akrab.

Q : Pasti sulit bagi Anda untuk membuat album baru tanpa tiga anggota band lainnya.

A : Sungmin: Sebenarnya,kami merasa agak terbebani mengambil bagian mereka.tapi,hal ini telah membuat kami berpikir,bagaimana pentingnya semua anggota di band ini.

Q : Apa komentar dan pikiran mereka tentang lagu baru “Bonamana”?

A : Leeteuk: Kang In berkata,dance kami dalam lagu ini cukup mengagumkan.sedangkan Ki Bum berkata,dia menyesal tidak ikut dalam album 4jib ini.

Q : Koreografi untuk lagu ini cukup mengesankan.

A : Eunhyuk: Dance ini diciptakan oleh koreogrfer kami dari Amerika,Nick Bass.dia terinspirasi dari tokoh skating,dan gaya skating track pendek.

Q : Banyak orang mengatakan judul lagu untuk album saat ini sangat mirip dengan lagu hit sebelumnya ,yaitu “Sorry,Sorry”.

A : Leeteuk: Mungkin itu karena lagu baru dan karakteristik dari apa yang kita bawakan. mungkin itulah yang membuat orang berpikir bahwa Sorry,Sorry dan BONAMANA serupa.

Q : Saya berpikir bahwa kritik seperti itu adalah lebih baik daripada tidak sama sekali karena hal ini menunjukkan bahwa Bonamana telah membuat kesan pada publik.

A : Heechul: Bagi saya, kritik adalah pujian,karena dengan itu kita bisa tahu apa kekurangan kami. Bahkan, Leeteuk dan aku tidak suka [Bonamana] sebagai judul lagu karena kami tidak berpikir suara elektronik(efek) diwakili kita.
Tapi setelah rekaman dan mempraktekkan dance-nya, aku sudah berubah pikiran. Saya pikir itu sesuai dengan lagu kita.

Q : Shindong diusulkan untuk pacarnya [dalam kode numerik] catatan liner dan tindakannya sejak menjadi pembicaraan di kota itu. Apa yang terjadi dengan itu?

A : Shindong: aku berpikir tentang decoding untuk masyarakat setelah album dirilis tapi fans saya sudah menerjemahkan itu.
Saya belum mendengar dari pacar saya karena saya muncul pertanyaan, tapi jika dia mengatakan ya, aku ingin menikah secepatnya.

Q : Apakah kalian berpikir,bahwa setelah umur kalian 30-40 tahun,bahkan beberapa dari kalian ada yang sudah menikah,masih akan tampil sebgai “Super Junior?”

A : Heechul: Ini tujuan kami untuk tetap bernyanyi dan menari sebagai Super Junior ,ketika kita sudah berumur 30 dan 40, bahkan setelah menikah dan jasa wajib militer kita.

Q : Apakah kalian memiliki rahasia untuk menjaga kecocokan satu sama lain?

A : Yesung: Siwon selalu menginspirasi kita.sekarang,kami sedang bersaing [untuk membangun otot.]

blogger-emoticon.blogspot.com
You guys the best !

Ever Lasting Friends...
Believe their promise, no matter what.
Because we love Super Junior without love....
Always give the best for us.
Thank you for being Super Junior and always make me happy, crying, smiling and laughing.


Thx for reading
BBU
고마워 !

blogger-emoticon.blogspot.com


source: Asian Fans Club

Love Incident


Jam weker berbunyi keras. Ryeowook terbangun dari tidurnya, ia mematikan weker dan bangun. Dengan lunglai ia masuk ke kamar mandi. Hari ini adalah hari kedatangan kekasihnya,Na Rim . Dan ia harus bersiap karena Na Rim tak suka menunggu. Ryeowook keluar dari apartemennya, ia mengambil kuncinya dan bergegas mengendarainya menuju airport. Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Pesawat Na Rim akan mendarat jam setengah sepuluh. Ryeowook menggas mobilnya lagi. Namun, secara tak sengaja ia menabrak seorang siswi SMA yang sedang menyebrang. Ryeowook panik, ia keluar dari mobil, siswi SMA itu memegang kakinya. Merasa bertanggungjawab, ia mengangkat anak itu dibantu orang di sekitar. Ryeowook melihat jam, jam sembilan. Setengah jam lagi pesawat Na Rim akan turun. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan.
“Hey, ahjussi ! Apa yang kau lakukan dengan duduk saja. Bawa aku ke rumah sakit, kakiku sudah sakit sekali !” siswi itu mendesaknya hingga akhirnya Ryeowook memilih ke rumah sakit.
“Suster, tolong anak ini. Aku masih ada urusan. Nanti semua biaya akan kuurus.” Ryeowook menyerahkan siswi itu pada suster dan bergegas pergi.
“Beginikah orang dewasa bertanggungjawab atas kesalahannya ?” siswi itu menyindir Ryeowook.
“Hm, aku akan membayar segala biaya pengobatanmu. Dan aku rasa itu sudah cukup untuk bertanggung jawab. Dan aku masih ada urusan lagi.” Ryeowook mencoba lembut.
“Ah, sudahlah. Kau memang tak berminat bertanggung jawab. Aku tak butuh uangmu, bahkan aku bisa membayar ini semua sendiri. Kau pikir kakiku bisa sembuh dengan uangmu ?”
“Aish, kau ! Baiklah, adik kecil. Aku akan menunggumu di sini.” Ryeowook duduk dengan muka kesal, sementara siswi itu dan suster masuk ke ruangan dokter dengan senyuman puas.
Handphone Ryeowook berdering.
“Yobuseo, maaf Na Rim. Aku menabrak seorang pelajar tadi. Yah, maafkan aku. Kau bisa naik tak…. Yobuseo ? yobuseo ?” Na Rim mematikan teleponnya. Ia marah. Ryeowook tahu betul, Na Rim tak suka menunggu dengan alasan yang tak jelas.
Tak berapa lama menunggu, suster dan siswi itu keluar. Siswi itu sudah memakai tongkat untuk berjalan, kakinya diperban.
“Silakan, tuan bisa bayar di sana.” Suster itu menunjuk kasir.
“Puas ?” Ryeowook menatap anak itu.
“Ya, terimakasih ya, ahjussi. Namaku Jo Eun. Salam kenal !” anak itu membungkuk dan memperkenalkan dirinya, sementara Ryeowook tak memperdulikannya dan menuju ke kasir. Jo Eun mengikutinya.
“Satu hal, aku masih terlalu muda untuk menjadi ahjussi mu.” Ryeowook bergegas keluar.
“Hey ! bisa antar aku pulang ? Aku tak tahu rute bus di sini.” Jo Eun mencoba mengejar Ryeowook dengan pincang.
“Aish ! Naiklah” Ryeowook memasuki mobilnya. Jo Eun membuka pintu belakang.
“Kau pikir aku supirmu ? duduk di depan !” Ryeowook menyalakan mesin, lalu berjalan setelah Jo Eun masuk.
“Bagaimana kakimu ?” Ryeowook masih konsentrasi menyetir.
“Lumayan sakit.” Jo Eun mengelus kakinya.
“Maaf. Aku terburu-buru tadi.” Ryeowook membesarkan pendingin mobilnya.
“Yah, aku juga tak hati-hati berjalan, ahjussi.”
“Sudah kukatakan aku tak setua itu, panggil aku Ryeowook saja.”
“Baiklah, Ryeowookie.” Jo Eun tersenyum.
Ryeowook menyetir dengan instruksi Jo Eun, hingga akhirnya sampai di rumah Jo Eun. Rumah yang cukup besar berlantai 3 dan megah.
“Terimakasih, telah mengantarku !”
“Tunggu !” Ryeowook mengambil sesuatu dari dashboardnya dan memberikannya pada Jo Eun.
“Apa ini ?”
“Di dalamnya ada nomor dan alamatku. Hubungi aku bila terjadi sesuatu dengan kakimu. Bagaimanapun aku harus bertanggungjawab.” Ryeowook lalu menyalakan mesin dan pergi.

To Be Continued

Thx for reading
BBU
고마워 !


blogger-emoticon.blogspot.com