Monday, August 2, 2010

Love Incident Final Part


Jo Eun membuka matanya. Penglihatannya masih kabur. Ia melihat Hee Eun di sana. Ia tersenyum lega melihat Jo Eun.
“Mana Ryeowook ?” itu hal pertama yang diingat Jo Eun. Lelaki tak bersalah yang menyelamatkannya.
“Dia, di sebelah, eonnie.” Setelah mendengar itu, Jo Eun dengan pincang menuju ke kamar sebelah. Di sana ada Ryeowook yang terbaring dengan seorang wanita cantik disebelah. Itu Na Rim.
“Maaf, bagaimana keadaannya ?” Jo Eun memberanikan diri bertanya.
“Siapa kamu ?” Na Rim menatap curiga.
“Aku, dia menyelamatkanku tadi.”
“Kau yang membuatnya jadi begini ?”
“Maaf. Lelaki yang memukulnya memang sedikit gila. Dia tak bersalah, dan dia menyelamatkanku. Aku juga ikut dipukul dan…”
“Sudahlah. Sebaiknya kau keluar dan biarkan kekasihku istirahat. Ini sudah malam.”
“Baiklah, tapi sampaikan permohonan maafku padanya.” Jo Eun keluar. Ia kembali ke kamarnya.
Tak berapa lama setelah Jo Eun keluar, Ryeowook membuka matanya.
“Oppa !” Na Rim menggenggam tangan Ryeowook erat.
“Apa yang terjadi, Na Rim ah ?” Ryeowook memegang kepalanya.
“Kau dipukul seorang siswa gila.”
“Ah, apakah kau melihat seorang siswi sekolah?”
“Tidak, oppa.” Na Rim berbohong.
“Oh, baguslah dia selamat.” Ryeowook kembali berbaring.
“Oppa, kau tak apa ?” Na Rim memberikan potongan apel pada Ryeowook.
“Yah, tenang saja. Pulanglah. Aku juga ingin beristirahat.”
“Benarkah ? baiklah, aku akan pulang. Mimpi indah, besok akan kubawakan bubur.” Na Rim keluar ruangan.
Ryeowook mengambil ponselnya. Ia mengirim pesan pada Jo Eun.
‘Bagaimana keadaanmu ? Kau bahkan tak menjengukku di rumah sakit. Berniat tak bertanggungjawab ? Beginikah seorang remaja bertanggungjawab ? kkk’
Tak berapa lama pesan terkirim, pintunya diketuk. Jo Eun dengan memakai pakaian pasien. Betapa terkejutnya Ryeowook.
“Kau, pasien ?” Ryeowook meletakkan ponselnya dipangkuannya.
“Yah, sehabis memukulmu si gila itu juga memukulku.”
“Kau sadar duluan tapi kau tak menjengukku !” Ryeowook balas dendam dengan perlakuan Jo Eun kemarin.
“Aku sudah datang, tapi kekasihmu yang cantik itu melarangku dan mengatakan kau butuh istirahat. Dan aku sudah menitip permohonan maaf padanya. Sekitar sepuluh menit yang lalu.”
“Benarkah ?”
“Dia tidak mengatakannya ?”
“Yah, mungkin dia lupa.” Ryeowook santai saja.
“Mungkin dia kesal, maaf yah. Seharusnya kau tak perlu menyelamatkan aku.” Jo Eun memakan apel di meja.
“Kau wanita, kurasa aku perlu menyelamatkanmu. Tenang saja, kepalaku kuat menahan benturan.”
“Benarkah ?” Jo Eun memukul kepala Ryeowook yang diperban.
“Hey ! Kau ingin aku lupa ingatan ?” Ryeowook menahan tangan Jo Eun.
“hahaha, kau pandai berbohong !” Jo Eun menepis tangannya namun, kakinya tersandung kursi dan ia jatuh dipelukan Ryeowook. Entah mengapa ada sesuatu yang memancing Ryeowook untuk mendekati bibir Jo Eun. Ia terus mendekat. CUP, Jo Eun merasakan kehangatan bibir Ryeowook di bibirnya.
“Tak boleh.” Jo Eun melepaskan bibirnya paksa.
“Ah, maafkan aku… aku…” Ryeowook tampak sangat menyesal, Jo Eun keluar dengan muka yang memerah dan hangat sama dengan keadaan muka Ryeowook.
***
“Ada apa denganmu, eon ?” tanya Hee Eun melihat kakaknya masuk dengan muka yang sangat merah.
“Tidak, aku ingin kita segera pulang. Biaya disini pasti sangat mahal.” Jo Eun membereskan barang-barangnya.
“Kau yakin kau sudah sehat, eon ?”
“Ya, aku bisa beristirahat di rumah.”
Dua kakak beradik itu segera meninggalkan rumah sakit setelah membayar ke kasir.
“Untuk apa kau membayarkan biaya si bodoh itu ?” tanya Hee Eun bingung saat kakaknya juga membayarkan biaya Ryeowook.
“Dia sudah menyelamatkanku, aku perlu bertanggung jawab atas itu.” Lalu mereka masuk ke dalam bus umum.
***
“Untuk apa kau kemari lagi ?” terdengar suara Hee Eun dari luar, Jo Eun yang masih tidur sampai terbangun dan melihat ke luar, ada Ryeowook disana.
“Ada apa ?” tanya Jo Eun memakai sandalnya keluar.
“Aku ingin berbicara denganmu.” Ujar Ryeowook menatap serius ke arahnya.
“Baiklah, disini saja.”
“Bisakah kita membicarakannya di tempat yang lebih baik ?”
“Kemana ?”
“Ikut aku !” Ryeowook menarik Jo Eun menuju mobilnya.
“Hey ! kau mau membawaku kemana ?” tanya Jo Eun berusaha melepaskan tangannya.
“Tenang saja, aku takkan macam-macam” Ryeowook menghidupkan mesin.
“Jika kau tak memakai sabuk pengaman, kita akan ditangkap”
“Biar saja, kau yang akan bertanggung jawab”
“Aku bisa saja meninggalkanmu bersama dengan si polisi”
“Aish !” Jo Eun memasang sabuknya, Ryeowook tersenyum puas penuh kemenangan.
Mobil terus berjalan tanpa berhenti. Jo Eun merasa sangat bingung kemana lelaki yang lebih tua darinya ini akan membawanya. Ia ingin bertanya tetapi sangat susah untuk bersuara. Akhirnya ia memutuskan untuk tidur.
“Hey, babi kecil. Kita sudah sampai” ucap Ryeowook membukakan pintu mobilnya.
“Dimana ini ?” Jo Eun membetulkan jaketnya dan meregangkan otot-ototnya.
“Keluarlah, maka kau akan tahu ini dimana.”
Jo Eun keluar dan ia melihat hamparan bunga yang sangat indah. Ia takjub.
“Bagaimana ? Indah bukan ?”
“Mengapa kau membawaku ke sini ?”
“Sebagai permintaan maafku atas perbuatanku kemarin padamu.” Muka Ryeowook memerah
Suasana hening, mereka saling bertatapan. Jo Eun memberanikan diri mendekat pada Ryeowook. Jantung mereka berdebar begitu kuat.
“Boleh aku memelukmu ?” tanya Jo Eun.
“Boleh.”
“Bagaimana dengan kekasihmu ?”
“Aku akan meninggalkannya demi Sa Jo Eun”
“Tapi…” seketika itu Ryeowook memeluknya, Jo Eun kaget.
“Saranghaeyo” ucap Ryeowook sedikit berbisik
“Na do, saranghaeyo~” jawab Jo Eun mempererat pelukannya.
Selagi asyik berpelukan, hape Jo Eun berdering.
“Yobuseo ? Ayah ? Ya, aku akan segera pulang” ucap Jo Eun
“Ada apa ?”
“Aku lupa bahwa hari ini orangtuaku pulang.”
“Baiklah, aku akan mengantarmu.”
Tak berapa lama saat mobil berjalan, hape Ryeowook juga berdering tanda pesan singkat.
“Siapa ?” tanya Jo Eun
“Ibuku, ia memintaku segera pulang. Ada hal penting.”
“Bagaimana dengan aku ?”
“Tentu saja aku akan mengantarmu dulu !”
***
“APA ?! Perjodohan ?” Jo Eun tampak kaget mendengar pemberitahuan dari ayahnya
“Kau masih belum mempunyai kekasih kan ?”
“Aku…” Jo Eun berpikir apakah Ryeowook sudah dapat dianggap kekasihnya ? Ia menatap adiknya sekilas.
“Belum kan, Eun ah ?” tanya ibu mendesak Jo Eun lagi
“Ntahlah. Aku sedang dekat dengan seorang pria.” Hee Eun tampak kaget.
“Ada baiknya kau mengenal lelaki ini terlebih dahulu.” Kali ini Ayahnya angkat bicara
“Baiklah, aku akan melihatnya.” Jawab Jo Eun lalu masuk ke kamar.
“Ingat, malam ini kita sekeluarga akan makan malam bersama mereka.” Seru ibu Jo Eun.
***
Betapa kagetnya Jo Eun saat melihat lelaki yang akan dijodohkan dengannya, lelaki itu adalah Kim Ryeowook.
“Ryeowook ?”
“Jo Eun ?”
Kedua orangtua mereka ikut kaget. Apakah ini pertanda bahwa perjodohan mereka akan sukses ?
“Dialah wanita yang kukatakan pada kalian tadi.” Jawab Ryeowook
“Benar-benar takdir. Apakah kalian benar-benar lupa, dulu kalian saling dekat sewaktu kecil” ucap ayah Ryeowook, dan membuat keduanya menggeleng.
“Sudahlah, bagaimana jika kita nikahkan saja mereka berdua disini” canda ibu Ryeowook membuat semua tertawa.
“Ya, aku sudah tak sabar menimang cucu.” Ucap ibu Jo Eun ikut-ikutan.
“Ibu, aku masih SMA ! aku ingin kuliah dulu.” Kata Jo Eun dengan muka merah.
“Kau kan bisa menikah sambil kuliah” celetuk Ryeowook membuat mereka tertawa lagi
“Aku tak mau membuat skripsi dengan perut yang berisi anakmu.” Balas Jo Eun, malam itu mereka habiskan dengan tertawa.


The End

Thx for reading
BBU
고마워 !

blogger-emoticon.blogspot.com

No comments:

Post a Comment