Malam itu, Kibum dan keluarganya makan malam bersama. Ayahnya, Ibunya, ia dan adiknya, Sae Hee.
“Kibum ah, kau masih mengingat Ahjussi Geun Han ? Sewaktu kita masih di USA ?” tanya ayahnya tiba-tiba.
“Ya.” Kibum mengambil sayur lagi.
“Mereka akan makan malam besok di sini.”
“Itu bagus.”
“Dan kudengar, putri Geun bersekolah di tempat yang sama denganmu.”
“Ya, dia sekelas denganku.”
“Kau masih ingat dia kan ?” Ayah Kibum menatapnya dengan tatapan menggoda.
“Dulu bahkan kalian mandi bersama. Hahaha~” kali ini ibunya yang menggoda.
“Wah, oppa ! kau sudah hebat sejak kecil !” Sae Hee mencoba ikut menggoda kakaknya itu. Muka Kibum sangat merah. Ia masih ingat masa kecilnya dengan Leeseul. Mereka begitu dekat.
“Hey, anak kecil diam saja. Kau bahkan belum lahir saat itu !” Kibum mencoba tetap tenang.
“Apakah Leeseul masih gendut seperti saat dulu ?” tanya Ibu Kibum penasaran.
“Tidak, sepertinya ia sangat menjaga pola makannya.”
“Wah, ia pasti sangat cantik sekarang !”
Makan malam itu berakhir seperti malam-malam sebelumnya. Sae Hee pergi ke kamarnya untuk belajar, Ayahnya menonton dan Ibunya membereskan meja makan bersama seorang pelayan, dan Kibum masuk ke kamarnya, Ia melihat handphonenya. Ada 2 pesan masuk.
“Kibum ah, kau sudah makan ? Tidur yang cukup yah. Aku mencintaimu ! cintamu, Chun”
“Kibum ssi. Sudah lama tak berjumpa, mengapa sikapmu dingin sekali ? well, kau belum terlalu berubah. Kkkkk. Selamat malam”
Kibum tersenyum membaca pesan kedua. Ia berniat membalas, namun ia sedikit ragu dan gugup. Pesan pertama sdah pasti takkan dibalasnya. Pesan itu hampir tiap malam ia dapatkan dan akan selalu ia hapus. Akhirnya, Kibum tidak membalas pesan keduanya. Dan ia memilih tidur.
***
“Pagi Kibum ah~” lagi-lagi suara itu mengusik Kibum.“Ada apa lagi ?”
“Aku hanya menyapamu saja kok.” Muka Chun berubah sok sedih.
“Kyuhyun ah, Chun ingin berbicara denganmu !” Kibum tiba-tiba berteriak. Kyuhyun tampak semangat.
“Ada apa, Chun ? hehehe~ tumben kau mencariku.” Kyuhyun menghampirinya.
“Mwo ? hm…. Tidak ada apa-apa, hanya ingin menyapamu.” Chun tampak sangat kesal namun ia mencoba tetap ramah. Tiba-tiba, handphone Kibum berbunyi tanda ada pesan masuk.
“Hari ini adalah latihan pertama, pulang sekolah nanti. Jangan lupa dan jangan membuatku menunggu yah. ^^”
Kibum tersenyum. Ia membalas,
“Bukankah kau yang akan membuatku menunggu ?”
Pulang sekolah akhirnya tiba. Kibum berlari ke tempat latihan nari di lantai atas. Ia tak mau keduluan Leeseul. Namun, ternyata Leeseul sudah sampai duluan di sana.
“Kau ?” seru Kibum kaget.
“Ada apa ? Ada yang salah ?” Leeseul melepas blazernya.
“Ah, tidak.” Kibum juga melepasnya.
“Jadi, bagaimana gerakan awalnya ?” tanya Leeseul membetulkan tali sepatunya.
“Aku akan menyalakan lagunya dulu.” Kibum menuju ke tape di sudut ruangan, tak berapa lama lagu diputar.
“Aku ingin lihat kreativitasmu dulu. Bisa kau tunjukkan padaku, gaya tarianmu. Bebas” Kibum duduk di lantai dan meminum airnya. Leeseul mulai menari, ia mengikuti irama music yang diputar. Beberapa kali ia mencoba gerakan-gerakan ekstrim. Kibum tersenyum dingin. Ia tak mau terlihat terlalu mengagumi Leeseul.
“Kau akan duduk saja ? Bukankah harusnya kau lebih hebat dari aku ?” Leeseul masih menari dan sedikit menatap remeh pada Kibum. Kibum berdiri dan melakukan free style nya. Ia tahu Leeseul tak mungkin melakukannya karena ia masih memakai rok seragamnya.
“Ini tak adil, aku kan memakai rok !” seru Leeseul berhenti menari.
“Lalu ?”
“Ah, sial !” Leeseul berniat untuk mematikan tape, namun ia terpeleset karena botol minum milik Kibum tadi dan ia hampir terjatuh, namun Kibum menahannya. Mereka bertatapan cukup lama.
“Ah !” seseorang merintih, Leeseul mencoba tegak. Chun, dialah yang merintih. Ia melihat mereka sekilas lalu berlari.
“Kejarlah.” ujar Leeseul.
“Mengapa ?” tanya Kibum membenarkan botolnya yang jatuh.
“Bukankah dia kekasihmu ?”
“Bukan.”
“Tapi kalian selalu bersama. Dan tadi dia menangis.”
“Lupakanlah, ayo latihan !”
Mereka lalu berlatih hingga sore hari. Di saat sekolah sangat sepi. Leeseul yang berkeringat banyak memutuskan untuk mengganti bajunya di ruang ganti. Sementara Kibum memilih untuk pulang, sehabis membereskan ruangan latihan.
“Aku akan pulang. Semuanya sudah beres, kau tinggal mematikan lampu saja.”
“Baiklah, sampai jumpa !” Leeseul masuk ke ruang ganti.
Kibum berjalan menuruni tangga dan menuju gerbang. Sekolah sangat sepi, langitnya sudah mulai kekuning-kuningan.
“Hey, Kibum !” terdengar suara seorang lelaki, Kibum menoleh.
“Kau yang bernama Kim Ki Bum kan ?”
“Yah.” Kibum terlihat santai walaupun lelaki itu membawa anggotanya yang ak sedikit.
“Mengapa kau membuat Chun Eun menangis?” lelaki itu menatap galak pada Kibum.
“Aku tak pernah merasa membuatnya menangis.”
“Kau, kau masih berani mengatakan tidak pernah ? Kau ini lelaki atau bukan ?”
“Mengapa tak kau tanyakan pada dirimu sendiri saja ?”
“Kau !” lelaki itu memukul pipi Kibum, ia terjatuh.
“Itulah hukumannya kalau kau berani padaku, Kangin !”
“Cih, aku bahkan tak menanyakannya.” Kibum mencoba bangkit
“Takkan kubiarkan kau membuat adikku menangis lagi !” Kangin memukul pipi kanan Kibum lagi, Kibum memukul muka Kangin cukup keras. Anggota Kangin yang tak senang memukul Kibum bertubi-tubi. Kibum tersungkur kesakitan.
“Hey ! apa yang kalian semua lakukan ?” Leeseul mendekat, Kangin dan anggotanya berhenti memukul dan berlari keluar.
“Kibum ssi, kau tak apa ?” Leeseul mendekati Kibum.
“Yah.” Kibum mencoba berdiri, namun tak bisa. Ia jatuh dan tak sadarkan diri.
To Be Continued
Thx for reading
BBU
고마워 !
No comments:
Post a Comment