Pagi itu, suasana sekolah begitu ceria. Satu persatu murid mulai masuk ke gerbang. Hyunna sangsaenim tampak mengecek kelengkapan atribut para murid. Kibum masuk sambil memakai headsetnya. Seragamnya benar-benar berantakan. Ia bahkan tak mengenakan dasi.
“Hey ! Kibum ssi. Mana dasimu ?” Guru Hyunna mencoba menghalangi jalannya.
“Apa ?” Kibum melepaskan headsetnya.
“Jangan pura-pura, dimana dasimu ?”
“Oh, aku meletakkannya di tasku.” Kibum mengambil dasinya.
“Pakailah, rapikan bajumu itu. Atau akan kumasukkan dalam daftarku ini.”
“Ya, ya…” Kibum memakai dasinya dan berlalu masuk ke kelasnya.
Suasana kelas tampak biasa. Ia masuk dan meletakkan tasnya di meja dan duduk. Kyuhyun mendatanginya.
“Kibum ah! Aku ada berita bagus!”
“Apalagi ? pasti tentang star craft konyolmu ?” jawab Kibum malas.
“Tapi kau memainkannya juga kan ? hahaha~ lupakanlah, ada anak baru yang akan pindah kemari ! katanya dari USA”
“Lalu ?” Kibum masih asik dengan musiknya.
“Ayolah, kau tak tertarik ? Oh, aku tahu kau kan sudah punya Chun !” Chun, seorang siswi yang sangat menyukai Kibum. Dia melakukan apa saja demi Kibum. Ia tahu apapun tentang Kibum, dan ia tak segan melakukan hal nekat bila siswi lainnya dekat dengan Kibum.
“Jangan bercanda di saat seperti ini, Kyu.”
“Aku heran melihatmu, Chun begitu cantik dan dia rela melakukan apapun demi kau.”
“Kau tak bisa memaksaku untuk mencintainya. Aku sudah melakukan penolakan padanya, tapi dia terus menempel padaku.”
Bel berbunyi, semua murid duduk di tempatnya masing-masing. Guru Kim masuk. Ia membawa seorang siswi di belakang. Dia berambut pirang dan panjang, namun harusnya ia masih berdarah Korea. Kibum melepaskan headsetnya dan melihat wanita itu. Ia mengenalnya.
“Anak-anak, kita kedatangan murid baru. Namanya Teuk Lee Seul. Leeseul ssi, silakan perkenalkan dirimu.”
“Apa kabar, namaku Teuk Lee Seul. Aku dari USA, senang bertemu kalian. Mohon bantuannya.”
“Baiklah, kau bisa duduk di tempat kosong. Anak-anak, buka buku kalian halaman 133” Leeseul melihat sekeliling dan ia sedikit kaget saat melihat Kibum. Dan akhirnya ia duduk di belakang.
***
Bel istirahat berbunyi. Semua anak mengeluarkan bekalnya. Kecuali Kibum, ia keluar menuju atap sekolah. Ia menyalakan music lagi dan menari.
“Kibum ah~ aku mencarimu kemana-mana dan sudah kupastikan kau disini !” Chun, dia membukakan bekal yang dibuatnya.
“Sudah kukatakan, janganlah lagi membuatkanku bekal. Aku sudah sarapan dan aku kuat sampai selesai sekolah ini ! Jangan ganggu aku, aku ingin menari.” Kibum kembali melanjutkan tariannya.
“Tak apa ! akan kutunggu sampai kau selesai menari.” Chun masih tersenyum.
“Terserah kau sajalah !”
Chun menonton tarian Kibum sambil memakan bekalnya. Ia tampak bahagia, namun tidak dengan Kibum. Ia sama sekali tak konsentrasi menari. Ia suka ketenangan, ia tak suka seorangpun mengganggunya saat ia menari, apalagi ia adalah Chun. Kibum menghentikan tariannya.
“Mwo ? kenapa berhenti ? Kau lapar yah…” tanya Chun menatap Kibum yang berkeringat
“Tidak, sama sekali tidak. Aku ingin kembali ke kelasku.” Kibum membereskan barangnya dan turun ke bawah. Chun mengikutinya.
“Bisakah kau berhenti mengikutiku ? Aku bukanlah indukmu !” Kibum terus berjalan.
“Sayangnya, tidak bisa !” Chun mengeluarkan lidahnya.
“Cukup, sampai di sini saja. Ini bukan kelasmu. Dan, lima menit lagi bel akan berbunyi. Jadi, kau sudah bisa kembali ke kelasmu kan ?”
“Hmm… Baiklah. Aku akan pergi, daaaa” Chun melambaikan tangannya, namun Kibum berlalu dan masuk ke dalam kelasnya.
“Kibum ah, tadi Eunhyuk sunbae mencarimu.” Kata Kyuhyun sedikit berteriak.
Eunhyuk, dance lead di klub menari di sekolah itu. Ia berada di tingkat 2, namun dancenya melebihi anggota klub tingkat 3. Kibum segera turun dan mencari Eunhyuk di tempat latihan. Benar saja, ia disana.
“Kau mencariku ?” tanya Kibum masuk.
“Yah. Ada anak baru di kelasmu kan ? Dia mendaftar klub ini. Dan kau tahu, kita harus bisa mengajarnya dasar-dasar lagi. Aku sibuk sekali akhir-akhir ini, kau bisa membantuku mengajarinya ?” Eunhyuk mencoba break dancenya di lantai.
“Aku ?”
“Yah, kau. Aku sudah cukup percaya dengan kemampuanmu. Kau saja yah, yang mengajarnya.” Eunhyuk meminum air mineral.
“Yah. Serahkan saja padaku.”
“Baiklah, nanti akan ku beritahukan jadwalnya. Terimakasih ya !” Kibum keluar dan menuju kelasnya. Bel sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu.
“Dari mana saja, Kibum ssi ?” Guru Hyunna tampak marah.
“Tadi ada urusan dengan klub danceku.”
“Konyol sekali. Baiklah, kau bisa duduk. Tapi, temui aku nanti di ruang guru.” Guru Hyunna kembali menulis di papan.
“Kau dalam masalah, teman.” Kyuhyun berbisik.
“Kalau kau masih berbicara akan kubuat kau dalam masalah” ujar Kibum saat Kyuhyun tampak ingin kembali berbicara. Kyuhyun diam dan kembali mencatat catatannya.
***
“Jadi menurutmu, klub konyolmu itu lebih penting dibanding belajar ?” Itulah pertanyaan Guru Hyunna saat Kibum menemuinya.
“Ya, aku bahkan sekolah di sini karena itu.” Kibum menjawabnya dengan sangat santai.
“Mengapa tidak masuk saja ke sekolah menari ? Atau ikuti audisi yang dapat membuatmu kaya. Untuk apa kau sekolah di sekolah ini ? Huft, kau benar-benar memalukan.”
“Orang yang kau katakan memalukan ini, turut ambil andil untuk memberimu makan.”
“Aish ! Kau ini sungguh… Sudahlah, aku malas berdebat dengan murid sepertimu. Pulanglah. Dan jangan ulangi lagi perbuatanmu tadi.”
Saat keluar, ia sangat terkejut melihat Leeseul di depan gerbang. Ia masih memakai seragamnya.
“Kibum ? Kau benar Kibum kan ?”
“Yah.” Kibum sama sekali tak menatap Leeseul.
“Apa kabarmu ? Sudah sepuluh tahun tak bertemu.” Leeseul tersenyum.
“Baik.”
“Oh iya, aku mencarimu karena katanya kau adalah pembimbingku di klub menari. Eunhyuk Oppa yang mengatakannya.”
“Benar.”
“Oh, mohon bimbinganmu ! hmm… aku mendapatkan jadwalnya. Kau sudah mendapatkannya ?”
“Belum. Mungkin nanti.”
“Bagaimana kalau aku mengirimnya ke handphone mu ? Boleh kutahu nomornya ?”
“Biar aku saja yang meneleponmu.”
“Oh, baiklah ini nomorku…”
Terdengar ringtone tanda telepon masuk.
“Hm, yah. Sudah kukirim. Kalau begitu, sudah dulu yah… daaa~”
Kibum masih menatap handphonenya. Ia menyimpan nomor itu dengan nama “gajah”.
***
To Be Continued
Thx for reading
BBU
고마워 !
No comments:
Post a Comment